Cerita 3: Dyra, Si Sobat Putih Biru
Baru saja Dyra aku antar ke depan rumah, ojek onlinennya sudah menunggu di depan. Seperti biasa kami ngobrol panjang lebar sampai lupa waktu, jadilah Dyra pulang larut malam lagi. Dyra pulang, tapi otakku masih terus berpikir. Banyak sekali cerita hari ini, mulai dari celotehan receh, mengenang cinta monyet, sampai berdiskusi tentang pandangan hidup. Punya pertemanan yang punya umur panjang sama Dyra dari kita masih duduk di bangku SMP sampai sekarang kita udah jadi sarjana pengangguran rasanya luar biasa. Kadang lucu kalau dipikir-pikir gimana kita satu sama lain jadi saksi mata atas proses kehidupan yang bertahun-tahun membentuk kita sampai jadi diri kita yang sekarang. Kita satu sama lain sama-sama jadi saksi mata sekian banyak peristiwa-peristiwa besar masing-masing. Selama bertahun-tahun kita sama-sama saling menyaksikan dan bahkan kadang ikut ngerasain gimana rasanya patah hati pertama sahabat kita, merasa terheran-heran perasaan seremeh “cinta” pada akhirnya bisa buat saha